Instalasi Listrik Rumah Tangga
1 Listrik
1.1
Pengertian
Listrik
Boentarto
(2001:8—9) mengemukakan “listrik dihasilkan oleh pengaliran elektron. Elektron
merupakan bagia dari atom . elektron bermuatan negatif sedangkan proto
bermuatan positif. Jika benda bermuatan negatif dihubungkan dengan benda
bermuatan positif oleh sebatang kawat maka elektron—elektron pada benda yang
bermutan negatif akan mengalir ke benda yang bermuatan positif. Benda dikatakan
bermuatan negatif jika benda tersebut kelebihan elektron dan benda dikatakan
bermuatan positif jika benda tersebut kelebihan proton. Aliran tersebut
dinamakan listrik”.
Asep
Hapidin (2009:8) mengemukakan “listrik secara umum adalah sumber energi yang
disalurkan melalui kabel yang timbul akibat dari muatan listrik yan mengalir
dari saluran (beda potensial) positif k ke saluran (beda potensial) negatif “.
Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahawa listrik adalah suatu muatan elektron
yang mengalir melalui suatu penghantar yang dihubungkan dengan benda yang
mempunyai muatan positif
1.2 Pengertian
instalasi Listrik
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) instalasi adalah perangkat peralatan teknik beserta
perleng-kapannya yang dipasang pada posisinya dan siap dipergunakan (generator,
mesin diesel, bangunan pabrik, dan sebagainya).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
instalasi listrik adalah seperangkat peralatan teknik yang dipasang di suatu
bangunan atau gedung guna menunjang kenyamanan penghuninya
1.3 Macam—macam Instalasi Listrik
Menurut Boentarto (2001:35) pemasangan instalasi listrik
setiap individu tidak selalu sama tergantung dari pemakaian setiap individu
tersebut. Maka dari itu instalasi listrik dibedakan menjadi dua yaitu
berdasarkan arus yang disalurkan dan menurut tegangan yan digunkan
a.
Menurut
arus listrik yang disalurkan
Instalasi ini biasanya dengan tegangan 15.000
V, 10.000 V, 6.000 V, 5.000 V, 1000 V, 500 V, 330 V, 220 V, dan 125 V.
Sedangkan untuk instalasi arus searah biasanya dengan tegangan 440 V, 220 V,
dan 110 V.
b.
Menurut
tegangan yang digunakan
Instalasi tegangan rendah yaitu yang digunakan
pada penenrangn instalasi penerangan rumah atau pada industri—industri yang
menggunakan listrik khusus. Misal untuk tetepon, telegram. Selanjutnya yaitu
instalasi teganga tinggi digunakan pada pusat pembangkit arus bolak balik dan
sebagainya.
2
Instalasi Listrik
2.1
Persyaratan Pemasangan Instalasi Listrik
Dalam pemasangan instalasi
listrik arus kuat atau arus lemah harus sesuai dengan persyaratan Umum Instalasi
Listrik yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Menurut Asep Habidin (2009:21)
menyatakan bahawa PUIL sudah direvisi beberapa kali.
Asep Habidin (2009) juga
menuliskan bebarapa persyaratan mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
diantarnya:
PUIL tidak berlaku untk beberapa instalasi listrik, diantaranya
PUIL tidak berlaku untk beberapa instalasi listrik, diantaranya
a)
Instalasi tegangan rendah untuk
menyalurkan berita atau isyarat.
b)
Instalasi untuk keperluan telekomunikasi
dan instalasi kereta rel listrik.
c)
Instalasi dalam kapal laut, pesawat
terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang digerakkan secara mekanik.
d)
Instalasi listrik pertambangan di bawah
tanah.
e)
Instalasi tegangan rendah yang tidak
melebihi 25 V dan dengan daya kurang dari 100 W.
f)
Instalasi khusus yang diawasi oleh
instansi yang berwenang.
Persyaratan umum instalasi listrik ayat 103 yang berkaitan tentang instalasi:
Persyaratan umum instalasi listrik ayat 103 yang berkaitan tentang instalasi:
a)
Undang—undang No. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja.
b)
Peraturan Bangunan Nasional.
c)
Peraturan Pemerintah N. 18 tahun 1972
tentang Perusahaan Listrik Negara.
d)
Peraturan lainnya tentanng kelistrikan
yang tidak bertentangan dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik.
Semua Persyaratan
tersebut bertujuan untuk menjaga keselamatan manusia terhadap bahaya yang
sering ditimbulkan akibat kelalaian pada saat pemasangan seperti kebakaran.
2.2 Pemasang Instalasi Listrik
2.2 Pemasang Instalasi Listrik
Saat kita memasang
instalasi listrik kita tidak hanya dituntut untuk mengerti
peraturan—peraturannya tetapi juga harus mengetahui keamana dan keselamatan
kerja, spesifikasi komponen—komponen,
dan juga alat alat apa saja yang akan digunakan.
A. Keamana
dan keselamatan kerja
Daryanto (2000) mengemukakan “terjadinya
kecelakaan menyebabkan kerugian pada tiap—tiap orang (tidak hanya pekerja) jika
anda mengalami kecelakaan , maka anda akan menderita dari : — rasa sakit dan
gngguan /kesusahan—kemungkinan melemahnya penengaran — kerugian benda, usaha
kerja kesehatan dan aktifitas sosial lainnya”.
Dari pernyataan diaatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa jika tiap individu melakuka kecelakaan kerja maka akan
menyebabkan kerugian. Kerugian tersebut tidak haya pada diri invidu tersebut
tetapi juga pada perusahaan tersebut.
Maka dari itu keamana dan keselamatan kerja
sangat penting untuk diketahui oleh
pekerja agar pada saat melakukan pekerja dapat menghindari
kemungkinan—kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Adapun peratura tentang keselamatan dan
kesehatan kerja berkaintan dengan tempat kerja berdasarkan PUIL ayat 920 A 1
sebagai berikut.
1.
Ruangan yang didalamnya terdapat
peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda peringatan “AWAS BERBAHAYA”.
2.
Berhati hati bekerja dibawah jaringan
listrik.
3.
Perlu digunakan peralatan pelindung jika
bekeja di daerah yang rawan bahaya listrik.
B.
Komponen—komponen dalam instalasi
listrik
1.
Bahan Penghantar Listrik
Sebagaimana Boentarto (2001:8—9) menyatakan
listrik adalah suatu aliran proton menuju eleltron agar melalui sebuah media.
Media tersebut yang disebut dengan bahan penghantar listrik. Maka fungsi dari
bahan penghantar listrik adalah sebagai media tempat mengalirnya muatan proton
ke elektron sehingga akan terjadi listrik. Media tersebut biasanya dikenal
dengan sebutan kabel.
Dalam memilih bahan penghantar listrik (kabe)l hendaknya melihat beberapa faktor. Daryanto (2000:
101—102 ) menyatakan bahwa faktor tersebut diataranya (1) kondisi arus, (2)
voltase drop yang harus diperhatikan, (3) voltase yang dioperasikan, dan (4)
lingkungan pengoperasian, suhu sekitar, kemungkinan getaran, atau kerusakan
mekanik. Pengahantar ini dibagi mejadi beberapa jenis yaitu NYA, NYM, dan NYY.
a.
NYA
Kabel NYA
memiliki satu lapisan untuk melindungi penghantar yang ada didalamya. Maka dari
itu saat pemasangan dalam instalasi menggunkan pipa PVC dikarenakan kabel ini
mudah sobek atau terkelupas isolasinya.
A.
Komponen—komponen dalam instalasi
listrik
1.
Bahan Penghantar Listrik
Sebagaimana Boentarto (2001:8—9) menyatakan
listrik adalah suatu aliran proton menuju eleltron agar melalui sebuah media.
Media tersebut yang disebut dengan bahan penghantar listrik. Maka fungsi dari
bahan penghantar listrik adalah sebagai media tempat mengalirnya muatan proton
ke elektron sehingga akan terjadi listrik. Media tersebut biasanya dikenal
dengan sebutan kabel.
Dalam memilih bahan penghantar listrik (kabe)l hendaknya melihat beberapa faktor. Daryanto (2000:
101—102 ) menyatakan bahwa faktor tersebut diataranya (1) kondisi arus, (2)
voltase drop yang harus diperhatikan, (3) voltase yang dioperasikan, dan (4)
lingkungan pengoperasian, suhu sekitar, kemungkinan getaran, atau kerusakan
mekanik. Pengahantar ini dibagi mejadi beberapa jenis yaitu NYA, NYM, dan NYY.
a.
NYA
Kabel
NYA memiliki satu lapisan untuk melindungi penghantar yang ada didalamya. Maka
dari itu saat pemasangan dalam instalasi menggunkan pipa PVC dikarenakan kabel
ini mudah sobek atau terkelupas isolasinya.
b.
kabel NYM
kabel
NYM adalah kabel yang berisolasi dan didalamnya terdiri dari tiga atau empat
kabel NYM.
c.
Kabel NYY
Kabel
NYY hampir menyerupai dengan kabel NYM hanya saja didalam kabel NYY bukan
berupa tembaga tetapi berupa serabut. Kabel ini biasa digunakan untuk kabel
bawah tanah karena tahan terhadap air dan keratan tikus.
2. Sakelar
Asep hapidin (2009: 51) mengemukakan sakelar
merupakan salah satu komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus dan
menyambung arus listrik pada rangkaian instalasi. Saklar terbagi menjadi dua
bagian yaitu saklar berdasarkan kontruksinya adalah sakelar kotak, sakelar
tumpuk, sakelar sandung, sakelar tuas,dan sakelar saklar giling. Sedangkan
saklar berdasarkan cara kerjanya yaitu sakelar putar, sakelar balik, sakelar
tarik, sakelar jungkit, dan sakelar tekan.
3. Fiting
Fitting merupakan komponen listrik
yang berfungsi untuk memasang lampu listrik. Berdasarkan penggunaanya, jenis
fiting dapat dibagi menjadi fiting langit—langit, fiting gantung dan fitin
kedap air.
4. Stop
kotak
Stop kontak atau kotak kontak adalah
salah satu komponen listrik sebagai tempat untuk mendapatkan sumber tegangan.
Tegangan tersebut berasal dari hantaran fasa dan netral dari tegangan listrik
dari PLN.
5. Miniature
Cercuit Breaker (MCB)
Trevor Linsley (2004:78) menulis bahwa
MCB adalah saklar otomatis yang dapat terbuka ketika ada arus berlebih
mengaliar kedalam rangkaian dan dapat tertutup kembali ketika rangkaian kembali
normal.
Lebih lanjut
Trevor Linsley (2004:78) mengemukakan kelebihan dan keutungan MCB sebagai
berikut ini.
Keuntungan MCB:
1. Dari
karateristik jatuhnya saklar, ole karenanya perlindungan rangkaian diset oleh
pemasangan instalasi.
2. Perlindungan
rangkaiannya sulit untuk diinterreferensi.
3. Rangkaian
dilengkapi dengan pemda.
4. Rangkaian
yang rusak dapat dengan mudah dan cepat dipulihkan.
5. Suplai
dapat dipulihkan dengan aman oleh operator yang tak erlatih sekalipun.
Kerugian MCB:
1. Sangat
mahal dibandingkan dengan sekering yang dapat dikabelkan
2. Mengandung
bagian mekanik yang bergerak sehingga membutuhkan pengetesan rutin untuk
memastikan operasi yang memuaskan pada kondisi rangkaian yang rusak.
6.
Sumber Cahaya (Lampu)
Daryanto (2000:
268) mengemukakan “lampu pijar menghasilkan cahaya dengan memanaskan serabut
pijar atau filmen sehingga suhunya tinggi berwarna putih panas”.
Trevor Linsley
(2004) membagi peneragan dalam rumah
tangga menjadi dua jenis general lighting-GLS dan lampu fluoresen.
7. Pipa PVC
Pipa PVC
didalam instalsi digukan untuk melndungi kabel dari gangguan luar misalnya
terkena air, keratan tikus atau bahya—bahaya lain yang mengancam kabel tersebut
terkelupas sehingga dapat meminimalisir tingkat kecelakaan yang disebabkan
karena konsleting Listrik.
Boentarto (2001:14) menyatakan Jika kita akan melakukan
pemasangan dengan menggunakan pipa PVC harus memenuhi beberapa syarat
diantaranya lentur, tahan api, tahan isolasinya tinggi, dan tahan lama selain
itu juga harus diperhatikan adalah ukuran pipa yang telah distandarkan
2.1.Tabel diameter pipa
Sumber: boentarto
Diameter luar
mm
|
Diameter dalam
mm
|
15,2
18,6
22,5
28,3
37,0
47,0
|
11.2
14,1
17,0
22,3
30,5
39,5
|
C.
Alat—alat penunjang
a)
Tang
Dalam dunia teknik tang yang
digunakan bermaca—macam tergantung dari kebutuhan seorang intalatir. Berikut
adalah macam—macam tang yang sering digunkan memasang instalasi:
Tang kombinasi
Tang kombinasi adalah peralatan
listrik yang dapat dipakai untuk memotong kabel, menjepit menarik dan
membengkokkan kawat.
Gabar 2.4 Tang Kombinasi
Sumber: indonesian.alibaba.com
1) Tang Cucut
Tang cucut ini berbentuk lancip
jika dibuka maka akan terlihat seperti diameter lingkaran (pipih). Fungsnya
untuk menjepit kabel dan membengkokkan kabel.
Gambar 2.5tang Cucut
Sumber: dayad17.blogspot.co.id
2) Tang Potong
Tang potong ini berbentuk seperti gunting
tetapi memiliki rahang yang lebih kuat. Fungsi utamanya adalah untuk memotong
kawat atau kabel
Gambar 2.6 Tang
Potong
Sumber: dayad17.blogspot.co.id;
2014
4) Tang spring
Tang
spring ini berbentuk bulat memanjang
dengan ujungnya lancip tumpul. Tang ini digunakan untuk menarik kabel atau
kawat yang tersangkut saat pemasangan instalasi.
Gambar 2.7 Tang Snap Ring
b)
Obeng min dan plus
Obeng min dan obeng plus
masing—masing mempunyai fungsi yang berbeda. Pada obeng min berfungsi untuk
baut dengan tanda min (—) sedangkan untuk yang plus digunakan untuk baut yang
bertanda (+).
c)
Palu
Palu adalah salah satu alat yang
digunakan oleh seorang instalatir. Palu ini biasanya dipadukan dengan battle
untuk membuat tempat kabel pada tembok.
d)
Test Pen
Test pen meupakan abeng kecil yang dilengkapi dengan
lapu indikator yang berfungsi untu mengetahui apakah kabe tersebut mengandung
tegangan atau tidak
e)
Avometer
Avometer merupakan alat yang
dignakan untuk mengukur arus listrik.
Gambar 2.7 Avometer Analog
Setelah kita mengetahui alat—alat apa saja yang
dibutuhkan lalu kita kan mengetauhui bahan—bahan apa saja yang dibutuhkan untuk
memasang instalasi.
DAFTAR RUJUKAN
Boentarto. 2001. Teknik
Instalasi Listrik. Solo: CV Aneka.
Scadan, Brian. 2003. Instalasi
Listrik Rumah Tangga. Jakarta: Erlangga
Linsley, Trevor. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta: Erlangga.
Happidin, Asep. 2009. Instalasi
Listrik di Rumah. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Daryanto. 2000. Terknik
Pengerjaan Listrik. Jakarta: Bumi Aksara.
Scadan, Brian.2005. Sistem
Pengawatan & Pencarian Kesalahan. Jakarta: Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar