Rabu, 30 November 2016

Pemilihan Bahan Instalasi Listrik



Instalasi Listrik Rumah Tangga
1  Listrik
1.1        Pengertian Listrik
Boentarto (2001:8—9) mengemukakan “listrik dihasilkan oleh pengaliran elektron. Elektron merupakan bagia dari atom . elektron bermuatan negatif sedangkan proto bermuatan positif. Jika benda bermuatan negatif dihubungkan dengan benda bermuatan positif oleh sebatang kawat maka elektron—elektron pada benda yang bermutan negatif akan mengalir ke benda yang bermuatan positif. Benda dikatakan bermuatan negatif jika benda tersebut kelebihan elektron dan benda dikatakan bermuatan positif jika benda tersebut kelebihan proton. Aliran tersebut dinamakan listrik”.
Asep Hapidin (2009:8) mengemukakan “listrik secara umum adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel yang timbul akibat dari muatan listrik yan mengalir dari saluran (beda potensial) positif k ke saluran (beda potensial) negatif “.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahawa listrik adalah suatu muatan elektron yang mengalir melalui suatu penghantar yang dihubungkan dengan benda yang mempunyai muatan positif

 1.2   Pengertian instalasi Listrik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) instalasi adalah perangkat peralatan teknik beserta perleng-kapannya yang dipasang pada posisinya dan siap dipergunakan (generator, mesin diesel, bangunan pabrik, dan sebagainya).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa instalasi listrik adalah seperangkat peralatan teknik yang dipasang di suatu bangunan atau gedung guna menunjang kenyamanan penghuninya
1.3    Macam—macam Instalasi Listrik
Menurut Boentarto (2001:35) pemasangan instalasi listrik setiap individu tidak selalu sama tergantung dari pemakaian setiap individu tersebut. Maka dari itu instalasi listrik dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan arus yang disalurkan dan menurut tegangan yan digunkan
a.       Menurut arus listrik yang disalurkan
Instalasi ini biasanya dengan tegangan 15.000 V, 10.000 V, 6.000 V, 5.000 V, 1000 V, 500 V, 330 V, 220 V, dan 125 V. Sedangkan untuk instalasi arus searah biasanya dengan tegangan 440 V, 220 V, dan 110 V.
b.      Menurut tegangan yang digunakan
Instalasi tegangan rendah yaitu yang digunakan pada penenrangn instalasi penerangan rumah atau pada industri—industri yang menggunakan listrik khusus. Misal untuk tetepon, telegram. Selanjutnya yaitu instalasi teganga tinggi digunakan pada pusat pembangkit arus bolak balik dan sebagainya.  

2    Instalasi Listrik
2.1   Persyaratan Pemasangan Instalasi Listrik
Dalam pemasangan instalasi listrik arus kuat atau arus lemah harus sesuai dengan persyaratan Umum Instalasi Listrik yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Menurut Asep Habidin (2009:21) menyatakan bahawa PUIL sudah direvisi beberapa kali.
Asep Habidin (2009) juga menuliskan bebarapa persyaratan mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik diantarnya: 
            PUIL tidak berlaku untk beberapa instalasi listrik, diantaranya
a)      Instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.
b)      Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.
c)      Instalasi dalam kapal laut, pesawat terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang digerakkan secara mekanik.
d)     Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.
e)      Instalasi tegangan rendah yang tidak melebihi 25 V dan dengan daya kurang dari 100 W.
f)       Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang.

 Persyaratan umum instalasi listrik ayat 103 yang berkaitan tentang instalasi:
a)      Undang—undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
b)      Peraturan Bangunan Nasional.
c)      Peraturan Pemerintah N. 18 tahun 1972 tentang Perusahaan Listrik Negara.
d)     Peraturan lainnya tentanng kelistrikan yang tidak bertentangan dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik.
Semua Persyaratan tersebut bertujuan untuk menjaga keselamatan manusia terhadap bahaya yang sering ditimbulkan akibat kelalaian pada saat pemasangan seperti kebakaran.

2.2        Pemasang Instalasi Listrik
Saat kita memasang instalasi listrik kita tidak hanya dituntut untuk mengerti peraturan—peraturannya tetapi juga harus mengetahui keamana dan keselamatan kerja, spesifikasi  komponen—komponen, dan juga alat alat apa saja yang akan digunakan.
A.  Keamana dan keselamatan kerja
Daryanto (2000) mengemukakan “terjadinya kecelakaan menyebabkan kerugian pada tiap—tiap orang (tidak hanya pekerja) jika anda mengalami kecelakaan , maka anda akan menderita dari : — rasa sakit dan gngguan /kesusahan—kemungkinan melemahnya penengaran — kerugian benda, usaha kerja kesehatan dan aktifitas sosial lainnya”.
Dari pernyataan diaatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika tiap individu melakuka kecelakaan kerja maka akan menyebabkan kerugian. Kerugian tersebut tidak haya pada diri invidu tersebut tetapi juga pada perusahaan tersebut.
Maka dari itu keamana dan keselamatan kerja sangat penting  untuk diketahui oleh pekerja agar pada saat melakukan pekerja dapat menghindari kemungkinan—kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Adapun peratura tentang keselamatan dan kesehatan kerja berkaintan dengan tempat kerja berdasarkan PUIL ayat 920 A 1 sebagai berikut.
1.      Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda peringatan “AWAS BERBAHAYA”.
2.      Berhati hati bekerja dibawah jaringan listrik.
3.      Perlu digunakan peralatan pelindung jika bekeja di daerah yang rawan bahaya listrik.
B.     Komponen—komponen dalam instalasi listrik
1.      Bahan Penghantar Listrik
Sebagaimana Boentarto (2001:8—9) menyatakan listrik adalah suatu aliran proton menuju eleltron agar melalui sebuah media. Media tersebut yang disebut dengan bahan penghantar listrik. Maka fungsi dari bahan penghantar listrik adalah sebagai media tempat mengalirnya muatan proton ke elektron sehingga akan terjadi listrik. Media tersebut biasanya dikenal dengan sebutan kabel.
Dalam memilih bahan penghantar listrik (kabe)l hendaknya melihat beberapa faktor. Daryanto (2000: 101—102 ) menyatakan bahwa faktor tersebut diataranya (1) kondisi arus, (2) voltase drop yang harus diperhatikan, (3) voltase yang dioperasikan, dan (4) lingkungan pengoperasian, suhu sekitar, kemungkinan getaran, atau kerusakan mekanik. Pengahantar ini dibagi mejadi beberapa jenis yaitu NYA, NYM, dan NYY.
a.     NYA
Kabel NYA memiliki satu lapisan untuk melindungi penghantar yang ada didalamya. Maka dari itu saat pemasangan dalam instalasi menggunkan pipa PVC dikarenakan kabel ini mudah sobek atau terkelupas isolasinya.
A.    Komponen—komponen dalam instalasi listrik
1.      Bahan Penghantar Listrik
Sebagaimana Boentarto (2001:8—9) menyatakan listrik adalah suatu aliran proton menuju eleltron agar melalui sebuah media. Media tersebut yang disebut dengan bahan penghantar listrik. Maka fungsi dari bahan penghantar listrik adalah sebagai media tempat mengalirnya muatan proton ke elektron sehingga akan terjadi listrik. Media tersebut biasanya dikenal dengan sebutan kabel.
Dalam memilih bahan penghantar listrik (kabe)l hendaknya melihat beberapa faktor. Daryanto (2000: 101—102 ) menyatakan bahwa faktor tersebut diataranya (1) kondisi arus, (2) voltase drop yang harus diperhatikan, (3) voltase yang dioperasikan, dan (4) lingkungan pengoperasian, suhu sekitar, kemungkinan getaran, atau kerusakan mekanik. Pengahantar ini dibagi mejadi beberapa jenis yaitu NYA, NYM, dan NYY.
a.                   NYA
Kabel NYA memiliki satu lapisan untuk melindungi penghantar yang ada didalamya. Maka dari itu saat pemasangan dalam instalasi menggunkan pipa PVC dikarenakan kabel ini mudah sobek atau terkelupas isolasinya.
b.                   kabel NYM
kabel NYM adalah kabel yang berisolasi dan didalamnya terdiri dari tiga atau empat kabel NYM.
c.       Kabel NYY
Kabel NYY hampir menyerupai dengan kabel NYM hanya saja didalam kabel NYY bukan berupa tembaga tetapi berupa serabut. Kabel ini biasa digunakan untuk kabel bawah tanah karena tahan terhadap air dan keratan tikus.

2.      Sakelar
          Asep hapidin (2009: 51) mengemukakan sakelar merupakan salah satu komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus dan menyambung arus listrik pada rangkaian instalasi. Saklar terbagi menjadi dua bagian yaitu saklar berdasarkan kontruksinya adalah sakelar kotak, sakelar tumpuk, sakelar sandung, sakelar tuas,dan sakelar saklar giling. Sedangkan saklar berdasarkan cara kerjanya yaitu sakelar putar, sakelar balik, sakelar tarik, sakelar jungkit, dan sakelar tekan.

3.      Fiting
          Fitting merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk memasang lampu listrik. Berdasarkan penggunaanya, jenis fiting dapat dibagi menjadi fiting langit—langit, fiting gantung dan fitin kedap air.

4.      Stop kotak
          Stop kontak atau kotak kontak adalah salah satu komponen listrik sebagai tempat untuk mendapatkan sumber tegangan. Tegangan tersebut berasal dari hantaran fasa dan netral dari tegangan listrik dari PLN.

5.      Miniature Cercuit Breaker (MCB)
          Trevor Linsley (2004:78) menulis bahwa MCB adalah saklar otomatis yang dapat terbuka ketika ada arus berlebih mengaliar kedalam rangkaian dan dapat tertutup kembali ketika rangkaian kembali normal.
Lebih lanjut Trevor Linsley (2004:78) mengemukakan kelebihan dan keutungan MCB sebagai berikut ini.
Keuntungan MCB:
1.      Dari karateristik jatuhnya saklar, ole karenanya perlindungan rangkaian diset oleh pemasangan instalasi.
2.      Perlindungan rangkaiannya sulit untuk diinterreferensi.
3.      Rangkaian dilengkapi dengan pemda.
4.      Rangkaian yang rusak dapat dengan mudah dan cepat dipulihkan.
5.      Suplai dapat dipulihkan dengan aman oleh operator yang tak erlatih sekalipun.
                   Kerugian MCB:
1.      Sangat mahal dibandingkan dengan sekering yang dapat dikabelkan
2.      Mengandung bagian mekanik yang bergerak sehingga membutuhkan pengetesan rutin untuk memastikan operasi yang memuaskan pada kondisi rangkaian yang rusak.
6.    Sumber Cahaya (Lampu)
Daryanto (2000: 268) mengemukakan “lampu pijar menghasilkan cahaya dengan memanaskan serabut pijar atau filmen sehingga suhunya tinggi berwarna putih panas”.
Trevor Linsley (2004)  membagi peneragan dalam rumah tangga menjadi dua jenis general lighting-GLS dan lampu fluoresen.
7.   Pipa PVC
Pipa PVC didalam instalsi digukan untuk melndungi kabel dari gangguan luar misalnya terkena air, keratan tikus atau bahya—bahaya lain yang mengancam kabel tersebut terkelupas sehingga dapat meminimalisir tingkat kecelakaan yang disebabkan karena konsleting Listrik.
Boentarto (2001:14) menyatakan Jika kita akan melakukan pemasangan dengan menggunakan pipa PVC harus memenuhi beberapa syarat diantaranya lentur, tahan api, tahan isolasinya tinggi, dan tahan lama selain itu juga harus diperhatikan adalah ukuran pipa yang telah distandarkan
2.1.Tabel diameter pipa
Sumber: boentarto
Diameter luar
mm
Diameter dalam
mm
15,2
18,6
22,5
28,3
37,0
47,0
11.2
14,1
17,0
22,3
30,5
39,5
                                   
     C. Alat—alat penunjang
a)      Tang
Dalam dunia teknik tang yang digunakan bermaca—macam tergantung dari kebutuhan seorang intalatir. Berikut adalah macam—macam tang yang sering digunkan memasang instalasi:
Tang kombinasi
Tang kombinasi adalah peralatan listrik yang dapat dipakai untuk memotong kabel, menjepit menarik dan membengkokkan kawat.


         
                Gabar 2.4 Tang Kombinasi
                 Sumber: indonesian.alibaba.com
1) Tang Cucut
Tang cucut ini berbentuk lancip jika dibuka maka akan terlihat seperti diameter lingkaran (pipih). Fungsnya untuk menjepit kabel dan membengkokkan kabel.
  
Gambar 2.5tang Cucut
Sumber: dayad17.blogspot.co.id

2) Tang Potong
Tang potong ini berbentuk seperti gunting tetapi memiliki rahang yang lebih kuat. Fungsi utamanya adalah untuk memotong kawat atau kabel
                                  
Gambar 2.6 Tang Potong
Sumber: dayad17.blogspot.co.id; 2014

4) Tang spring
 Tang spring ini  berbentuk bulat memanjang dengan ujungnya lancip tumpul. Tang ini digunakan untuk menarik kabel atau kawat yang tersangkut saat pemasangan instalasi.

                                                 
                  









                            Gambar 2.7 Tang Snap Ring
                            Sumber: www.mitratolls.com

b)      Obeng min dan plus
Obeng min dan obeng plus masing—masing mempunyai fungsi yang berbeda. Pada obeng min berfungsi untuk baut dengan tanda min (—) sedangkan untuk yang plus digunakan untuk baut yang bertanda (+).

c)      Palu
Palu adalah salah satu alat yang digunakan oleh seorang instalatir. Palu ini biasanya dipadukan dengan battle untuk membuat tempat kabel pada tembok.


d)     Test Pen
Test pen meupakan abeng kecil yang dilengkapi dengan lapu indikator yang berfungsi untu mengetahui apakah kabe tersebut mengandung tegangan atau tidak

e)      Avometer
Avometer merupakan alat yang dignakan untuk mengukur arus listrik.

                              
     Gambar 2.7 Avometer Analog
                     Sumber: https://smkyp.wordpress.com
Setelah kita mengetahui alat—alat apa saja yang dibutuhkan lalu kita kan mengetauhui bahan—bahan apa saja yang dibutuhkan untuk memasang instalasi.









DAFTAR RUJUKAN
Boentarto. 2001. Teknik Instalasi Listrik. Solo: CV Aneka.
Scadan, Brian. 2003. Instalasi Listrik Rumah Tangga. Jakarta: Erlangga
Linsley, Trevor. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta: Erlangga.
Happidin, Asep. 2009. Instalasi Listrik  di Rumah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Daryanto. 2000. Terknik Pengerjaan Listrik. Jakarta: Bumi Aksara.
                   Scadan, Brian.2005.  Sistem Pengawatan & Pencarian Kesalahan. Jakarta: Erlangga.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews