1 Prinsip Medan Magnet Permanen
Apabila sepotong bahan magnetik
keras mengalami suatu gaya pemagnetan yang kuat, domain-domainnya akan tersusun
secara teratur pada arah yang sama. Jika gaya pemagnetan dihilangkan, maka
sebagian besar domain tetap dalam kedudukan yang teratur dan dihasilkan suatu
magnet permanen. Kutub utara merupakan tempat keluarnya garis gaya magnetik
dari magnet dan kutub selatan merupakan tempat garis masuk ke magnet.
Telah diterangkan bahwa garis
gaya yang mengelilingi kawat pembawa arus akan saling tolak menolak jika
garis-garis tersebut mempunyai arah yang sama. Magnet tersebut akan saling
tarik menarik jika mempunyai arah yang berlawanan. Hal tersebut berlaku pula
pada medan magnet permanen.
Gambar 1.
Kutub-kutub pada medan magnet permanen
Pada gambar 1 ditentukan dari
arah garisgaris gaya keluar melalui utara, masuk ke selatan. Jika kutub yang
sama didekatkan satu sama lain, maka garis-garis yang sama arah akan saling
berlawanan, sehingga cenderung untuk saling memisahkan kedua magnet secara
fisik.
Kutub-kutub yang berlainan jika didekatkan satu sama lain
akan menghasilkan suatu efek tarik-menarik secara fisik karena garis-garis gaya
dari kedua magnet akan bergabung menjadi simpul (loop) panjang yang menyatu. Medan dengan garis-garis yang sama
mendorong dan memisahkan kedua magnet. Garis-garis yang tidak sama akan
tarik-menarik, bergabung dan menarik magnet secara bersamasama.
Gambar 2. Kutub magnet yang sama akan tolak menolak
Medan dengan garis-garis yang sama mendorong dan memisahkan
kedua magnet.
Garis-garis yang tidak sama akan tarikmenarik, bergabung dan
menarik magnet secara bersama-sama.
2 Generator
Berdasarkan arus yang dihasilkan. Generator dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC
menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah
(DC). Generator AC dan generator DC memiliki perbedaan prinsip. Generator DC
kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak diantara kutub-kutub magnet
yang tetap ditempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator AC, konstruksinya sebaliknya
yaitu, kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena berbeda pada tempat
yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar
oleh tenaga mekanik.
Gambar 4. Kontruksi generator sinkron
Jika kumparan rotor yang
berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan magnet yang terletak di antara
kutub magnet utara dan selatan diputar oleh tenaga air atau tenaga lainnya,
maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau fluks yang bersifat
bolakbalik atau fluks putar. Flux putar ini akan memotong-motong kumparan
stator, sehingga pada ujung-ujung
kumparan stator timbul gaya gerak listrik karena pengaruh induksi dan flux
putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl) yang timbul pada kumparan stator juga
bersifat bolakbalik, atau berputar dengan kecepatan sinkron terhadap kecepatan
putar rotor.
3 Generator AC
Pada generator AC dipakai sebuah medan magnetik yang
berputar sehingga energi listrik dan lilitan stator dapat dikeluarkan. Arus
penguatan untuk rotor dihasilkan oleh satu atau lebih lilitan generator yang
dipasang pada poros dimana juga rotor terpasang. Listrik yang dihasilkan
disearahkan dengan bantuan dioda. Dioda adalah elemen pengantar tanggung yang
meneruskan arus listrik hanya pada satu arah.
Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen
(tetap), kumparan (solenoida). cincin
geser, dan sikat. Pada generator. Perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan
cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan
cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu,
arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan
oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat. Sebagaimana
percobaan Faraday, GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator
AC dapat diperbesar dengan cara memperbanyak lilitan kumparan, menggunakan
magnet permanen yang lebih kuat, mempercepat perputaran kumparan, dan
menyisipkan inti besi lunak ke dalam kumparan.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang
penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar
tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Besar tegangan generator bergantung
pada :
a.
Kecepatan putaran
b.
Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk
c.
Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan
magnet.
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari
kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut
dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.
120 . f
ns = …………… (1) p dengan
:
ns =
medan putar lilitan (rpm) f =
frekuensi (Hz) p = jumlah kutub pada rotor
4 Generator DC
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator
AC. Namun, pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini
disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin belah
(komutator).
Komutator menyebabkan terjadinya
komutasi, peristiwa komutasi merubah arus yang dihasilkan generator menjadi
searah. Berdasarkan sumber arus
kemagnetan bagi kutub magnet buatan tersebut generator arus searah dapat
dibedakan menjadi:
1.
Generator dengan penguat terpisah, bila arus kemagnetan
diperoleh dari sumber tenaga listrik arus searah di luar generator.
2.
Generator dengan penguat sendiri, bila arus kemagnetan bagi kutub-kutub
magnet berasal dari generator itu
sendiri.
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet dengan lilitan
jangkar generator penguat sendiri dibedakan atas :
1.
Generator shunt
Generator shunt
yaitu generator penguat sendiri dimana lilitan penguat magnetnya dihubungkan
shunt atau parallel dengan lilitan jangkar.
2.
Generator seri
Generator seri
yaitu generator penguat sendiri dimana lilitan magnetnya dihubungkan seri
dengan lilitan jangkar.
3.
Generator kompon
Generator
kompon yaitu generator arus searah yang lilitan penguat magnetnya terdiri dari
lilitan penguat terdiri dari dua macam yaitu:
a.
Generator kompon panjang, merupakan generator
kompon yang lilitan penguat serinya terletak pada rangkaian jangkar.
b.
Generator kompon pendek, merupakan generator
kompon yang lilitan penguat serinya terletak pada rangkaian beban.
5 Bagian Generator Sinkron
Secara umum generator sinkron terdiri dari stator, rotor,
dan celah udara. Stator merupakan bagian dari generator yang diam sedangkan
rotor adalah bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai
oleh arus searah dari eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan
rotor.
(a) Stator
Secara prinsip stator motor induksi adalah sama dengan
stater motor sinkron maupun generator. Pada stator terdapat susunan kawat yang
dimasukkan kedalam alur untuk menerima belitan stator dari motor akan membawa
belitan menurut jenis motornya misalkan motor satu fasa, maka statornya akan
membawa belitan satu fasa, dimana diumpan dari penyedia tegangan satu fasa
sedangkan untuk motor jenis tiga fasa, maka statornya akan membawa belitan tiga
fasa yang diumpan dengan penyedia tegangan tiga fasa. Jumlah kutub dari suatu
motor akan menentukan lambat cepatnya putaran suatu motor. Makin banyak jumlah
kutub yang terpasang maka makin lambat putaran yang dihasilkan sedangkan
apabila jumlah kutubnya makin sedikit maka putaran yang dihasilkan makin cepat.
Hal semacam ini dapat dihitung dari:
F .60
Ns =
p
……………(2)
dengan :
Ns =
Putaran sinkron (Rpm)
F = Frekuensi jala–jala (Hz)
P =
Jumlah pasang kutub
(b) Rotor
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient
pole (kutub menonjol) dan non salient pole (kutub silinder) rotor
sangkar. Jenis Kutub Menonjol (Salient Pole)
Pada jenis salient
pole, kutub magnet menonjol keluar
dari permukaan rotor. Belitanbelitan medannya dihubung seri. Ketika belitan
medan ini disuplai oleh Eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk
kutub berlawanan. Bentuk kutub menonjol
generator sinkron tampak seperti pada gambar 2.5
berikut :
Gambar 5. Rotor Jenis Kutub Menonjol
(Salient
Pole)
Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator
sinkron dengan kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator
sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air
pada sistem pembangkit listrik. Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk
putaran rendah dan sedang karena:
a. Kutub
menonjol akan mengalami rugirugi angin yang besar dan bersuara bising jika
diputar dengan kecepatan tinggi.
b.
Konstruksi kutub menonjol tidak cukup
kuat untuk
menahan tekanan mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.
1. Jenis Kutub Silinder (Non Salient Pole)
Pada jenis non
salient pole, konstruksi kutub
magnet rata dengan permukaan rotor. Jenis rotor ini terbuat dari baja tempa
halus yang berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur terbuat di sisi luarnya.
Belitan-belitan medan dipasang pada alur-alur di sisi luarnya
dan terhubung seri yang disuplai oleh Eksiter. Gambaran bentuk
kutub silinder generator sinkron tampak
seperti pada gambar 2.6 berikut:
Gambar 6. Rotor
Jenis Kutub Silinder (Non
Salient Pole)
Rotor silinder umumnya
digunakan pada generator sinkron dengan
kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat pada
pembangkit listrik tenaga uap. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan
putar tinggi karena :
a.
Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada
kecepatan putar tinggi.
b.
Distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk
gelombang sinus sehingga lebih baik dari kutub menonjol.
6 Prinsip Generator
(a) Magnet berputar di dalam kumparan
Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan
diputarkan dalam medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus
bolak-balik yang arah alirannya cara konstan berubah-ubah dan untuk merubahnya
menjadi arus searah, diperlukan sebuah komutator dan brush (sikat-sikat). ini
adalah untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap stator coil.
Armatur dengan
komutator dapat diputarkan di dalam kumparan. Akan tetapi, konstruksi armatur
akan menjadi rumit dan tidak dapat diputarkan pada kecepatan tinggi. Kerugian
yang lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui komutator dan sikat (brush), maka keausan akan cepat terjadi
karena adanya lompatan api.
Mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan menyearahkan
arus bolak-balik yang dihasilkan oleh stator coil tetap sebelum dijadikan
output dengan menggunakan rectifier,
atau dengan cara mengganti putaran stator coil dengan memutarkan magnet dalam
kumparan. Semakin besar volume listrik yang dibangkitkan di dalam kumparan,
maka kumparan semakin panas dikarenakan aliran arus. Oleh karena itu,
pendinginan akan menjadi lebih baik kalau stator coil ditempatkan di luar
dengan rotor coil
Seperti terlihat pada gambar 2.7
pada saat magnet digerakan dekat kumparan akan timbul gaya elektromagnet pada
kumparan. Arah tegangan yang dibangkitkan pada saat magnet bergerak mendekat
atau menjauhi kumparan juga berlawanan. Besarnya tegangan yang akan dibangkitkan
akan meningkat sesuai dengan meningkatnya gaya magnet dan kecepatan gerak
magnet. Selain itu, tegangan yang dibangkitkan juga bertambah besar bila jumlah
kumparannya ditambah. Arah arus listrik pada kumparan dan arah gaya magnet yang
dihasilkan dapat dilihat pada gambar 2.8.
pada kumparan dan medan magnet
Gaya gerak listrik yang
dibangkitkan dalam kumparan akan bertambah dengan besar bila perubahan medan
magnetnya berjalan dengan cepat. Dengan kata lain, bertambah banyak dan
cepatnya flux magnet yang mengalir melalui kumparan,maka gaya gerak listrik
yang dibangkitkan juga bertambah besar.
Hubungan tersebut dapat
dinyatakan dengan:
∆Φ
e =−N volt …………….. (3)
∆t dengan :
N
: banyak lilitan dari kumparan
∆Φ : perubahan flukx magnit dalam satuan
(webber)
∆
t : perubahan waktu dalam satuan
detik
(dt)
E
: Tegangan (V)
DAFTAR PUSTAKA
Abrar Ridwan dkk. 2005. Pengembangan
Generator Mini Dengan Menggunakan Magnet Permanen. Program Pasca
Sarjana,
Universitas Indonesia.
Bekti Nurwanto dkk. 2009. Pembuatan
Generator Listrik Free Energi Dengan Magnet Permanen Untuk Skala Rumah
Tangga “Program Kreatifitas
Mahasiswa”.
Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)
Brian
Yulianto, 2006. Mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang terbarukan.
Djiteng Marsudi. 2005. Pembangkitan Energi
Listrik. Jakarta: Erlangga
Muhammad Hasan Ashari Widodo. 2011. Modifikasi Generator Sebagai Penghasil
Listrik Untuk PLTB Tipe Vertikal Axis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pudji
Irasari, Nurafni Dwi Hidayati. 2005. Analisis
Prototipe Generator Kecepatan
Rendah Untuk Pembangkit Listrik Skala Kecil. Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
(LIPI).
Sumanto. (1996). Mesin Sinkron.
Andi Yogyakarta. Yogyakarta
Tony Taufik. 2009. Beberapa Cara Membuat Generator.
www.tonytaufik.blogspot.com
Zuhal. 1995.
Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
0 komentar:
Posting Komentar